Jumat, 30 Desember 2016

POWY ADVENTURE Blusukan Wisata Di Jurang Pulosari Pajangan Bantul

Bisa dikatakan Jurang Pulosari adalah contoh dari sebuah tempat terselinap yang lantas
ramai dikunjungi akibat media sosial. Karena ‘kemurahan hati’ para pengunggah foto di instagram, facebook, twitter dan sebagainya, tempat yang awalnya hanya sebagai kolam mandi warga setempat pun bisa dikunjungi oleh khalayak ramai. Bingkai wisata di sana akhirnya bergeliat yang kemudian kelompok masyarakat desa mengelolanya sebagai pariwisata desa.
Saya berkunjung pada sebuah hari cerah ke Jurang Pulosari yang terletak di ujung dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kec. Pajangan, Bantul. Sesungguhnya daerah Krebet telah dikenal luas sebagai sentra kerajinan kayu dan batik di Yogyakarta. Keberadaan jurang yang dialiri air sehingga pantas disebut air terjun ini melengkapi khasanah alam dari kampung yang telah ditahbiskan sebagai desa wisata Krebet.
Jika menginginkan ketinggian, air terjun yang mengucur setinggi 5 meter ini bukanlah pelampiasannya. Namun, jika mendamba kesegaran, saya rasa tempat ini sanggup memenuhi kebutuhan tersebut. Air jatuh pada tebing yang berongga sebagai sebuah tirai stalagtit lantas menimpa kolam hijau menyegarkan. Dikelilingi asrinya alam yang masih terjaga membuat sepenggal waktu di Jurang Pulosari sangat bermakna untuk relaksasi kehidupan.
“Dalam sehari yang datang kesini tidak bisa berhenti. Tidak hari libur atau hari biasa. Ada saja yang datang, dari jam 6 pagi hingga jelang maghrib.” ungkap ibu penjual air legen.
Keramaian Jurang Pulosari adalah berkah bagi ibu yang tak mau diminta namanya ini. Pada terik siang yang terus digelontorkan pengunjung bertebaran, saya pun lebih menikmati Jurang Pulosari dengan kesegaran segelas legen yang dihargai Rp 2.500. Begitu murah meriah. Saya pikir, sepatutnya sebuah daerah ‘mblushuk’ yang jadi ramai gegara medsos ini punya hak untuk membuat kegiatan ekonomi warganya berkembang.
Coba setiap pengunjung datang ke lokasi tak sekedar asyik hanya menjepret dirinya dan momen selfie bersama kawannya lalu menggunggah ke media sosial untuk lantas dikomentar kawannya lain. “Wow keren, dimana itu? Aku mau kesana ah” Coba juga setiap pengunjung turut membelanjakan receh uangnya untuk membeli jajan minuman dan makanan di lapak-lapak warga di Jurang Pulosari. Tidakkah itu bagus? Bagus bisa berbagi kebahagiaan dan mengkonversinya jadi pendapatan bagi warga setempat.
Namun, saya lihat nyatanya banyak pengunjung telah membawa tas kresek beserta isinya berlabel dari salah satu waralaba minimarket. Pasti mereka telah membawa bekal untuk dinikmati di Jurang Pulosari. Anggap mereka mungkin tak perlu lagi jajan di lokasi wisata karena sudah ada bekal dari rumah, eh dari toko lebih tepatnya. Ketika telah habis bekalnya, tak sedikit yang sampahnya yang dibuang sembarangan.
Oh.. Ya beginilah kadang yang membuat saya sedih. Datang ke lokasi bagus dimana telah banyak warga mencari rejeki dari geliat wisata, namun masih banyak pengunjung yang ‘pelit’ mengalirkan uangnya. Datang karena lihat dari media sosial lalu sebagai bukti eksistensi, mereka dengan ekspresifnya berselfie dan kemudian diupload di akun pribadinya di media sosial. Setelah itu, ya sudah. Semacam tak perlu ‘berinteraksi’ dengan warga yang mencari peruntungan dari makin dikenalnya ‘tempat wisata’ ini. Di situ, kadang saya merasa sedih…
Catatan:
- Jurang Pulosari bisa diakses dari Yogyakarta dan Bantul dengan terlebih dulu menuju Kampung Krebet, Sendangsari, Kec. Pajangan. Jalan sudah aspal. Kemudian di Krebet sudah tersedia papan petunjuk Jurang Pulosari.
- Lokasi Jurang Pulosari bisa dicari pada titik koordinat GPS -> -7.860925, 110.287192

Dokumentasi Foto : Harjono

Selasa, 27 Desember 2016

Ada Yang Baru Di Kab.Kulonprogo Curug Gandu Namanya | Di Kutip Oleh Harjono

wooww..ada yang baru di kabupaten kulonprogo ..namanya curug gandu , curug ini terletak di daerah kaliduren ,jarakan , Kebonharjo ,Samigaluh , Kulonprogo , Yogyakarta..
Tepatnya Perbatasan dengan Jogja-Jawa Tengah..

Jangan Lupa Untuk Di Kunjungi ..
Dikutip oleh : Harjono
S : Yunita

Minggu, 25 Desember 2016

Bukit Pethu Waduk Sermo Spot Terbaru & Trend Di Kab. Kulonprogo

– Waduk Sermo, danau buatan yang diresmikan pada tahun 1996 ini mamang memiliki peotensi wisata yang besar.
Luasnya yang mencapai 157 hektar dengan hijaunya perbukitan Menoreh yang mengelilinginya menghasilkan pemandangan yang begitu menawan.
Dengan potensi yang dimilikinya tersebut, saat ini masyarakat sekitar waduk Sermo mulai menggarap sektor pariwisata secara lebih serius. Hal ini terlihat dari mulai bermunculannya obyek wisata baru di sekitar waduk.
Salah satu obyek wisata baru yang bisa wisatawan kunjungi di waduk Sermo adalah Bukit Pethu.
Obyek wisata ini berada persis di tepi waduk Sermo dan masuk ke dalam wilayah Dusun Tegalrejo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Obyek wisata yang memiliki nama resmi Pesona Bukit Pethu Waduk Sermo ini memilik dua buah gardu pandang menghadap langsung waduk sebagai ikonnya.
Adalah para pemuda anggota karang taruna dusun Tegalrejo yang pertama kali memiliki inisiatif membangun obyek wisata ini.
“Dalam membangun ini semua, kami memang terinspirasi dari wisata Kalibiru,” ujar Heri Antana, salah satu pengelola obyek wisata Bukit Pethu.
Lebih lanjut Hari menjelaskan, dia bersama anggota karang taruna lainnya ingin menghadirkan tempat wisata dimana para wisatawan bisa menikmati waduk Sermo dari dekat.
Layaknya di Kalibiru, wisatawan bisa memanfaatkan dua buah gardu pandang yang masing-masing memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter sebagai lokasi foto-foto dengan latar belakang waduk Sermo dan hijaunya perbukitan Menoreh.
Demi keamanan pengunjung di masing-masing gardu pandang terdapat alat pengaman, sehingga wisatawan tidak perlu was-was saat berada di atas.
Demi kenyamanan para pengunjung, pihak pengelola juga menyediakan beberapa gazebo kecil yang bisa digunakan untuk bersantai para wisatawan. Selain itu, beberapa penjual makanan dan minuman juga hadir di tempat wisata ini.
Setiap harinya Bukit Pethu ini bisa dikunjungi wisatawan dari jam 08.00 pagi hingga 17.00. Meski baru beroperasi sejak Juni 2016 ini, jumlah kunjungan tempat ini cukup lumayan, yakni 100 orang per hari.
Anda tidak perlu bingung untuk mencapai Bukit Pethu, karena lokasinya mudah ditemukan.
Dengan mengelilingi jalan lingkar Waduk Sermo dan mengikuti papan petunjuk yang disiapkan pengelola anda akan dengan mudah menemukannya.

Sumber Foto : Harjono

Jumat, 23 Desember 2016

Gardu Pandang Watu Lumbung Kretek Bantul

Dikutip Oleh : Harjono
Gardu Pandang watu lumbung menyimpan spot pariwisata yang hijau di perbukitan parangtritis .Tempat ini juga menyediakan kedai wedangan di area watu lumbung..
anda bisa melihat jembatan parangtritis dari ketinggian 300meter dari perbukitan watu lumbung ..
Area wisata Watu lumbung ada di Timur Jembatan gantung parangtritis kurang lebih 500meter..
untuk menuju kesana dari jembtan parangtritis ketimur 200meter ada pertigaan kanan jalan lurus naik keselatan..
Fotografer : Aji Rachmat
Salam Powy
Salam Piknik

Kamis, 22 Desember 2016

Jurang Pulosari Air Terjun Musiman Di Pajangan Bantul

Bisa dikatakan Jurang Pulosari adalah contoh dari sebuah tempat terselinap yang lantas
ramai dikunjungi akibat media sosial. Karena ‘kemurahan hati’ para pengunggah foto di instagram, facebook, twitter dan sebagainya, tempat yang awalnya hanya sebagai kolam mandi warga setempat pun bisa dikunjungi oleh khalayak ramai. Bingkai wisata di sana akhirnya bergeliat yang kemudian kelompok masyarakat desa mengelolanya sebagai pariwisata desa.
Saya berkunjung pada sebuah hari cerah ke Jurang Pulosari yang terletak di ujung dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kec. Pajangan, Bantul. Sesungguhnya daerah Krebet telah dikenal luas sebagai sentra kerajinan kayu dan batik di Yogyakarta. Keberadaan jurang yang dialiri air sehingga pantas disebut air terjun ini melengkapi khasanah alam dari kampung yang telah ditahbiskan sebagai desa wisata Krebet.
Jika menginginkan ketinggian, air terjun yang mengucur setinggi 5 meter ini bukanlah pelampiasannya. Namun, jika mendamba kesegaran, saya rasa tempat ini sanggup memenuhi kebutuhan tersebut. Air jatuh pada tebing yang berongga sebagai sebuah tirai stalagtit lantas menimpa kolam hijau menyegarkan. Dikelilingi asrinya alam yang masih terjaga membuat sepenggal waktu di Jurang Pulosari sangat bermakna untuk relaksasi kehidupan.
“Dalam sehari yang datang kesini tidak bisa berhenti. Tidak hari libur atau hari biasa. Ada saja yang datang, dari jam 6 pagi hingga jelang maghrib.” ungkap ibu penjual air legen.
Keramaian Jurang Pulosari adalah berkah bagi ibu yang tak mau diminta namanya ini. Pada terik siang yang terus digelontorkan pengunjung bertebaran, saya pun lebih menikmati Jurang Pulosari dengan kesegaran segelas legen yang dihargai Rp 2.500. Begitu murah meriah. Saya pikir, sepatutnya sebuah daerah ‘mblushuk’ yang jadi ramai gegara medsos ini punya hak untuk membuat kegiatan ekonomi warganya berkembang.
Coba setiap pengunjung datang ke lokasi tak sekedar asyik hanya menjepret dirinya dan momen selfie bersama kawannya lalu menggunggah ke media sosial untuk lantas dikomentar kawannya lain. “Wow keren, dimana itu? Aku mau kesana ah” Coba juga setiap pengunjung turut membelanjakan receh uangnya untuk membeli jajan minuman dan makanan di lapak-lapak warga di Jurang Pulosari. Tidakkah itu bagus? Bagus bisa berbagi kebahagiaan dan mengkonversinya jadi pendapatan bagi warga setempat.
Namun, saya lihat nyatanya banyak pengunjung telah membawa tas kresek beserta isinya berlabel dari salah satu waralaba minimarket. Pasti mereka telah membawa bekal untuk dinikmati di Jurang Pulosari. Anggap mereka mungkin tak perlu lagi jajan di lokasi wisata karena sudah ada bekal dari rumah, eh dari toko lebih tepatnya. Ketika telah habis bekalnya, tak sedikit yang sampahnya yang dibuang sembarangan.
Oh.. Ya beginilah kadang yang membuat saya sedih. Datang ke lokasi bagus dimana telah banyak warga mencari rejeki dari geliat wisata, namun masih banyak pengunjung yang ‘pelit’ mengalirkan uangnya. Datang karena lihat dari media sosial lalu sebagai bukti eksistensi, mereka dengan ekspresifnya berselfie dan kemudian diupload di akun pribadinya di media sosial. Setelah itu, ya sudah. Semacam tak perlu ‘berinteraksi’ dengan warga yang mencari peruntungan dari makin dikenalnya ‘tempat wisata’ ini. Di situ, kadang saya merasa sedih…
Catatan:
- Jurang Pulosari bisa diakses dari Yogyakarta dan Bantul dengan terlebih dulu menuju Kampung Krebet, Sendangsari, Kec. Pajangan. Jalan sudah aspal. Kemudian di Krebet sudah tersedia papan petunjuk Jurang Pulosari.
- Lokasi Jurang Pulosari bisa dicari pada titik koordinat GPS -> -7.860925, 110.287192

Curug Lepo , Curug Yang Masih Alami Di Dalam Pedesaan Pokoh Dlingo Bantul

Semua anak senang main air jadi tidak ada salahnya orangtua menyenangkan anak dengan mengajak mereka berwisata ke tempat dengan air yang berlimpah seperti Curug Lepo. Lepo merupakan singkatan dari Ledok Pokoh karena memang air terjun ini berada di desa Ledok Pokoh yang merupakan bagian dari wilayah Dlingo, Bantul, Jogja. Banyak hal yang bisa Anda bagi bersama anak Anda ketika berkunjung ke air terjun ini.
Suasana Pedesaan
Curug Lepo berada di area pedesaan dan tak jauh dari perkampungan warga. Suasana pedesaan yang nyaman dan asri bisa langsung Anda rasakan begitu memasuki area dusun Ledok Pokoh. Penduduk yang ramah dan tak sungkan berbalas sapa bisa mengajarkan anak untuk senantiasa menyapa dan ramah pada orang lain.
Teduh Pepohonan
Setelah menitipkan kendaraan di area parkir yang dikelola warga setempat, Anda bisa melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak sederhana yang sudah disemen menuju air terjun. Anda tak perlu khawatir Anda dan anak Anda akan bosan selama berjalan kaki menuju lokasi air terjun karena pepohonan yang rapat dan rindang mampu memberi keteduhan tidak hanya selama perjalanan menuju air terjun melainkan juga ketika berada di air terjun.
Empat Kolam, Tiga Air Terjun
Sesampainya di area air terjun, Anda akan disambut dengan empat buah kolam dengan air berwarna kehijauan yang membuat Anda dan anak-anak tak sabar untuk segera menceburkan diri dan bermain air di dalamnya. Keempat kolam tersebut tidak berukuran besar, tetapi terlihat cantik karena bertingkat dengan dihubungkan oleh tiga air terjun rendah. Kolam-kolam yang dinaungi oleh teduh pepohonan membuat Anda betah bermain air bersama anak-anak di Curug Lepo.
Kolam pertama yang paling luas mempunyai kedalaman dua meter dan biasanya dijadikan area berenang oleh remaja dan orang dewasa. Anak-anak disarankan berenang di kolam kedua dengan tebing batu eksotis dan kolam keempat yang merupakan kolam paling dangkal. Kolam keempat mempunyai kedalaman yang hampir sama dengan kolam pertama meskipun ukurannya jauh lebih kecil.
Fasilitas
Meskipun dikelola oleh warga setempat, Curug Lepo sudah memiliki fasilitas yang cukup memadai termasuk jalan setapak dan tangga batu yang sudah tersusun rapi sehingga memudahkan pengunjung termasuk pengunjung anak-anak untuk menjelajah area air terjun dengan lebih mudah dan aman. Selain itu, ada pula fasilitas toilet dan beberapa warung penjaja makanan. Anda juga bisa menemukan persewaan pelampung jika Anda tidak mempunyai kemampuan berenang, tetapi ingin merasakan nikmatnya bermain air di tengah kolam alami.
Membayar Seikhlasnya
Satu hal menarik yang bisa Anda temukan di Curug Lepo adalah biaya masuk area air terjun yang bisa disesuaikan dengan keikhlasan pengunjung. Pengelola tak mematok harga tertentu sebagai biaya masuk area air terjun. Anak-anak bisa belajar keikhlasan ketika berkunjung ke tempat wisata anak ini.
Rute
• Imogiri-Hutan Pinus Mangunan-Perempatan Terong (kanan)-Pertigaan arah Playen (lurus)-cari dusun Pokoh hingga menemukan plang tulisan Curug Lepo.
• Patuk (dari Bukit Bintang)-Perempatan GCD FM (kanan)-Pandeyan-Perempatan Terong (kiri)-cari dusun Pokoh.
Tips
• Jangan lupa membawa pakaian ganti dan handuk.
• Sebaiknya berkunjung ke Curug Lepo ketika musim penghujan tiba jika ingin puas main air. Debit air di air terjun dan kolam lebih banyak saat musim penghujan.

Sumber Foto : Pakdhe Prenggo
Di Poskan oleh : Harjono

Jurang Tembelan Dlingo Spot Bagus Berburu Sunset Dan Panorama Pegunungan

Lokasi Jurang Tembelan Dlingo - kawasan Mangunan memang memiliki banyak spot bagus untuk berburu sunset dan panorama pegunungan. Setelah terkenal sebagai negeri di atas awan, gardu pandang Mangungan yang terletak di komplek Kebun buah Mangunan memang menjadi buruan wisatawan baik lokal maupun internasional untuk berburu sunrise dan juga kabut di pagi hari. Di daerah mangunan memang tak hanya Gardu pandang Mangunan saja yang terkenal, ada lagi lainnya yaitu Bukit Panguk Kediwung, Bukit Mojo, dan yang terbaru adalah Jurang Tembelan. Nama terakhir adalah spot wisata baru di dekat mangunan yang mengadopsi konsep seperti Bukit Panguk. Jurang Tembelan masih tergolong sepi karena belum lama dikembangkan, namun akhir akhir ini menjadi hits di sosial media karena gardu pandangnya yang unik dan pemandangan yang tak kalah bagusnya jika dibanding dengan bukit Panguk atau Mangunan.
View pemandangan di Jurang Tembelan (foto IG : @gunawanwicaksana28)
Lokasi Jurang Tembelan
Lokasi spot baru untuk menikmati pesona sunrise atau negeri di atas awan dengan kabut pagi hari ini berada tak jauh dari Kebun Buah Mangunan. Tepatnya berada di sebelah timur. Lokasi Jurang Tembelan ini di sebelah bawah area masuk Gardu Pandang Mangunan. Dari jalan sudah kelihatan plang penunjuk ke Jurang Tembelan jadi mempermudah bagi wisatawan yang sedang mencari tempat wisata baru ini.
Foto : Darmasto Randika
Dikutip oleh : [ Harjono ]

Basecamp POWY Gunungkidul RM Hervira Seafod Menyediakan Papan Selancar Bodyboard

Pantai nguyahan mempunyai cerita tersendiri dan sejarah asal muasal Pantai nguyahan.
Pantai nguyahan sejak jaman Belanda terkenal akan pembuatan garamnya secara tradisional, garam dalam bahasa jawanya adalah uyah dan orang jawa sendiri menamakan pantai ini nguyahan yang berarti sebagai tempay pembuatan garam dan dahulu kala para Belanda memungut upeti dari para pembuat uyah yang ada di sini.
Di pantai nguyahan ini situasinya masih sangat sepi walaupun pantai sebelahnya sudah sangat terkenal seperti Ngobaran karena pantai ini letaknya tersembunyi dengan di apit pegunungan yang menjulang tinggi sehingga seakan menyembunyikan keindahan pantai ini. Sangat cocok buat wisata keluarga memang lokasinya tidak terlalu luas tidak seperti pantai sepanjang dan juga Pantai Wediombo namun di pantai ini anda dapat puas bermain di pasir juga menangkap ikan kecil-kecil yang ada disini. Selain masih sepi pantai ini juga bisa Anda nikmati dari bukit yang ada gazebonya di temani minuman kelapa muda bercanda gurau ke pantai lepas dan alam sekitar ketika saya menoleh kebelakang berjajar gunung seribu mengitari pantai ini, dari sini juga bisa melihat jajaran rumah para nelayan.
Di pantai nguyahan ini kelihatannya baru di bangun oleh pihak masyarakat setempat kelihatan dari perapian jalan yang belum beraspal namun membuat situasi di sekitar sini menjadi sangat alami, rapi, dan juga eksotis. Di kala saya sedang liburan bersama keluarga disini saya juga melihat ada seorang warga yang memancing yang katanya untuk mencari hasil tambahan, tidak hanya memancing namu katanya juga memasang perangkap untuk menjaring lobster.
Di pantai nguyahan juga bisa untuk ber camping bagi anda yang ingin menikmati suasana angin malam di pantai ini anda bisa untuk mencoba camping, dengan catatan harus menjaga lingkungan sekitar.
Pantai nguyahan tidak terlalu jauh dari pantai Ngobaran hanya berbatasan dengan bukit yang jaraknya kurang lebih 300 meter. Nah kalau anda masih ada waktu boleh dong sekalian jalan mampir ke Pantai Ngobaran yang sudah terkenal banyak orang menyebut sebagai pantai yang ada di Bali dengan adanya pure di pantai ini, penasaran? Silahkan untuk mampir ke pantai Ngobaran.

Untuk Info Persewaan Selancar maupun alat bodyboard dan lainnya anda bisa datang di rumah makan hervira seaffod di seputaran pantai nguyahan dengan menghubungi mas Heru ..
cukup dengan 20ribu anda bisa main bodyboard sepuasnya

Bukit Pethu Kulonprogo Spot Selfi Di Wilayah Waduk Sermo

– Waduk Sermo, danau buatan yang diresmikan pada tahun 1996 ini mamang memiliki peotensi wisata yang besar.
Luasnya yang mencapai 157 hektar dengan hijaunya perbukitan Menoreh yang mengelilinginya menghasilkan pemandangan yang begitu menawan.
Dengan potensi yang dimilikinya tersebut, saat ini masyarakat sekitar waduk Sermo mulai menggarap sektor pariwisata secara lebih serius. Hal ini terlihat dari mulai bermunculannya obyek wisata baru di sekitar waduk.
http://jogja.tribunnews.com/
Salah satu obyek wisata baru yang bisa wisatawan kunjungi di waduk Sermo adalah Bukit Pethu.
Obyek wisata ini berada persis di tepi waduk Sermo dan masuk ke dalam wilayah Dusun Tegalrejo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Obyek wisata yang memiliki nama resmi Pesona Bukit Pethu Waduk Sermo ini memilik dua buah gardu pandang menghadap langsung waduk sebagai ikonnya.
Adalah para pemuda anggota karang taruna dusun Tegalrejo yang pertama kali memiliki inisiatif membangun obyek wisata ini.
“Dalam membangun ini semua, kami memang terinspirasi dari wisata Kalibiru,” ujar Heri Antana, salah satu pengelola obyek wisata Bukit Pethu.
Lebih lanjut Hari menjelaskan, dia bersama anggota karang taruna lainnya ingin menghadirkan tempat wisata dimana para wisatawan bisa menikmati waduk Sermo dari dekat.
Layaknya di Kalibiru, wisatawan bisa memanfaatkan dua buah gardu pandang yang masing-masing memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter sebagai lokasi foto-foto dengan latar belakang waduk Sermo dan hijaunya perbukitan Menoreh.
Demi keamanan pengunjung di masing-masing gardu pandang terdapat alat pengaman, sehingga wisatawan tidak perlu was-was saat berada di atas.
http://jogja.tribunnews.com/
Demi kenyamanan para pengunjung, pihak pengelola juga menyediakan beberapa gazebo kecil yang bisa digunakan untuk bersantai para wisatawan. Selain itu, beberapa penjual makanan dan minuman juga hadir di tempat wisata ini.
Setiap harinya Bukit Pethu ini bisa dikunjungi wisatawan dari jam 08.00 pagi hingga 17.00. Meski baru beroperasi sejak Juni 2016 ini, jumlah kunjungan tempat ini cukup lumayan, yakni 100 orang per hari.
Anda tidak perlu bingung untuk mencapai Bukit Pethu, karena lokasinya mudah ditemukan.
Dengan mengelilingi jalan lingkar Waduk Sermo dan mengikuti papan petunjuk yang disiapkan pengelola anda akan dengan mudah menemukannya.

Foto : Boy Ananta

Rabu, 07 Desember 2016

Goa Surocolo Bantul , Menyimpan Misteri Keraton Gaib

Gua Surocolo lebih dikenal dengan sebutan Gua Sunan Mas. Kisahnya, yang populer juga lebih menonjolkan keterkaitannya sebagai petilasan bertapa Sunan Mas. Tak lain Sunan Mas adalah Sunan Mangku Rat III, Raja Mataram Hadiningrat zaman Kartosuro. Ternyata Gua Sunan Mas menyimpan misteri Keraton Gaib Naga Raja dan ritual pesugihan.
Selama ini, Gua Surocolo atau Gua Sunan Mas hanya dikenal sebatas kisah asal-usul Nyi Rondho yang
melahirkan bocah sakti bernama Joko Umar. Nun di kala geger Trunojo tahun 1674 yang meruntuhkan Keraton Mataram Hadiningrat di Plered, Joko Umar membuat Gua Sunan Mas hanya dengan cara mengeruknya dengan bathok atau cangkang buah kelapa. Karena kesaktiannya, anak keturunan Joko Umar kemudian memperoleh kemuliaan sebagai tumenggung dan demang di wilayah Mataram.
Gua Surocolo berada di pedukuhan Ngreco, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Pedukuhan itu merupakan kawasan hutan di utara Laut Selatan atau yang populer disebut Parangtritis. Kompleks Gua Surocolo tampak keramat, dengan dua buah pohon besar dan tua. Pohon Kepoh dan Pohon Randu Alas. Diperkirakan Pohon Randu Alas sudah berusia 350 tahun dan Pohon Kepoh berusia 250 tahun. Rutijo (38), pengurus Gua Surocolo mengatakan, perkiraan usia kedua pohon tersebut berasal dari keterangan Sultan HB X ketika berkunjung ke kawasan Surocolo.
Sementara itu, sebuah sendang di timur kedua pohon tua tersebut tampak mistis dengan hiasan arca kepala naga. Diperkirakan arca tersebut berasal dari zaman Keraton Mataram Plered.
Kompleks Gua Surocolo memang wingit. Kesaksian warga membenarkan adanya peristiwa ganjil yang sampai sekarang masih sering terjadi. Tempat keramat petilasan bertapa Sunan Mangku Rat III itu pun bahkan sampai kini sering digunakan sebagai tempat tirakat mencari pesugihan. Warga setempat tak menampik, sejumlah orang dari luar daerah sering datang bertirakat. Mandi kembang di sendang, dan beberapa hari kemudian kembali lagi untuk mengadakan selamatan dengan menyembelih seekor kambing.
Rutijo mengatakan, praktik ritual mencari pesugihan itu memang sudah berlangsung sejak lama. Justru karena seringnya orang dari luar daerah yang laku tirakat di kompleks Gua Surocolo, sejak tahun 1990-an warga kemudian mulai memperhatikan keberadaan Gua Surocolo. “Kami ingin tahu ritual apa yang dilakukan dan sejauh mana kebenaran rumor tentang ritual pesugihan itu. Memang, ada sebagian orang yang mengakui ritual tersebut bertujuan untuk mencari tuyul. Tetapi, ada juga yang meyakini adanya berkah kekayaan dari sang penunggu kompleks Gua Sunan Surocolo itu. Konon, penunggu kompleks Gua Surocolo adalah seekor ular naga bermahkota raja,” ujar Rutijo.

Goa Seplawan Purworejo , Situs Arca Peninggalan Sejarah

Di Kecamatan Kaligesing, tepatnya di Desa Donorejo, ada sebuah goa yang dinamakan Goa Seplawan dengan tinggi 700 meter bila diukur dari atas permukaan laut. Dari pusat kota Purworejo, pelancong hanya perlu menuju ke arah timur dan menempuh jarak 20 kilometer. Selain udaranya yang sejuk di kawasan goa, di dalam goanya sendiri ada beragam ornamen yang khusus, seperti gouwer dam, soda straw, helekit, stalaktit, flow stone, stalaktit, serta dinding-dinding goa yang memiliki ornamen dengan bentuk seperti kerangka ikan.
Panorama yang cantik menghiasi kawasan goa, termasuk hutan pinus yang kelihatan asri serta taman bunga yang pastinya menjadi favorit setiap pengunjung. Obyek wisata alam satu ini meraih popularitas setelah penemuan arca emas Dewi Pawestri dan Dewa Syiwa dengan berat 1,5 kilogram di tahun 1979. Kedua arca tersebut kemudian menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Jakarta. Goa ini tidak seperti goa-goa lainnya yang minim penerangan karena di dalamnya ada taman, listrik, serta MCK untuk kepentingan para wisatawan. Arena perkemahan dan gardu pandang juga sudah dibangun di kawasan ini sehingga makin lengkaplah fasilitas yang memenuhi kebutuhan setiap pengunjung.
Goa Seplawan buka dan menerima pengunjung dari jam 8 pagi hingga 5 sore.
Pengunjung hanya perlu membayar sebesar Rp 3 ribu untuk masuk ke goa dan Rp 2 ribu untuk biaya parkir.
SF : www.njogja.co.id

Jumat, 02 Desember 2016

Taman Belanda Dam Kamijoro Menjadi Wisata Terbaru Di Kab . BANTUL | Dok. POWY.COM

)-- Keberadaan Dam (pintu air) Kamijoro di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan kini menjadi destinasi wisata baru di Bantul. Sejak direnovasi oleh pemerintah setempat, tempat bersejarah ini mempunyai daya tarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah untuk singgah dan menikmati keindahan pemandangan di kawasan Sungai Progo.
Dam yang dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1924 ini berfungsi sebagai pintu air untuk mengairi jaringan irigasi di 3 kecamatan meliputi Pandak, Srandakan dan Sanden. Hingga saat ini pintu air ini masih berfungsi dan menjadi tumpuan para petani di tiga wilayah tersebut.
“Dam Kamijoro masuk dalam bangunan purbakala karena bangunan itu memang bersejarah dibangun pada zaman Belanda dan diresmikan oleh Sultan HB VIII,” ungkap Kasi Sejarah Purbakala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Jaka purnama, Minggu (04/09/2016).
Dijelaskan, pada bangunan dam tersebut juga terdapat bekas mesin pompa kuno yang berfungsi sebagai penyedot pasir pada bak kontrol. Namun karena keterbatasan teknologi, mesin tersebut sudah tidak difungsikan dan digantikan dengan mesin pompa air biasa.
Selesai direnovasi sekitar satu bulan yang lalu, tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berfoto dengan lagar belakang pemandangan Sungai Progo. Warga setempat bahkan juga menamai taman yang berada di Dam Kamijoro ini sebagai Taman Belanda.
“Kalau sore hari banyak yang datang, ingin berfoto selfie atau hanya melihat pemandangan. Sekarang warga menyebut tempat itu sebagai Taman Belanda, mungkin karena disitu ada taman dan tempat itu juga peningggalan Belanda,” pungkas jaka.

Ikutilah Gerakan Relawan Merapi Hijau Ke - 4 | Minggu 4 Desember 2016 | Dok. POWY.COM

Budi Susilo
Dalam rangka Bulan Menanam Nasional dan Hari Menanam Indonesia 2016 yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo di Tuban Jawa Timur beberapa hari yang lalu serta dalam rangka Hari Disabilitas Internasional 2016, Insya Alloh besuk pagi beberapa siswa dan guru SLB-B YPPALB Mgl akan berpartisipasi dalam Kegiatan Penanaman 5000 Pohon (Gerakan Merapi Hijau) di Blok Bedengan Jurangjero Merapi Magelang yang diadakan oleh FMMH (Forum Merapi Merbabu Hijau).
SF : Jatmiko Merbabu

Puncak Watu Payung , Spot Wisata Trend Di Gunungkidul | Dok. POWY.COM

Gunungkidul mempunyai jajaran wisata yang luar biasa dari mulai pantai yang sangat indah, wisata goa, dan wisata pegunungan. Seperti yang satu ini puncak Watu payung atau batu yang menyerupai payung di Semin Gunungkidul, Peta /rute/jalan menuju puncak watu payung semin gunungkidul yogyakarta ini tidak terlalu sulit karena hanya berdekatan dengan Telaga Biru yang lagi buming di media sosial karena ke eksotisnya, puncak Watu payung
Semin ini terletak di perbatasan kabupaten Gunungkidul dengan kabupaten Sukoharjo yang tepatnya berada di dusun Ngentak, desa Candirejo, kecamatan Semin, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Terletak 70km dari pusat kota Yogyakarta dan dapat di tempuh 1jam 30menit dari kota Yogyakarta ini mempunyai tiga rute yang paling efektif untuk sampai di Watu payung (batu payung) kunci paling utama adalah kecamatan Semin untuk menuju Watu payung, Peta /rute/jalan menuju puncak watu payung semin gunungkidul yogyakarta adalah sebagai berikut,
Rute pertama, Yogyakarta > jl.Jogja-Solo > (ambil ke selatan arah wedi) > Pasar wedi > kecamatan Bayat > jl. Bayat cawas > jl. Weru -cawas > SMPN 2 weru > Candirejo Semin > Ngentak > Watu payung
Rute kedua, Yogyakarta > ringroad jl. Wonosari > Piyungan > Patuk > pertigaan sambil Pitu (ambil arah kiri menuju Nglipar) > jl.nglipar-ngawen > jl.Ngawen > jl.Semin-cawas > jl.Semin-watu kelir > Watu payung
Rute ketiga, Yogyakarta > ringroad jl.Wonosari > Piyungan > Patuk > Gading (lapangan terbang ) > Siono > kota Wonosari > Selang > Karangmojo (ambil kiri arah Semin ) > Pasar Semin (ke Utara) jl. Semin Watu kelir > Watu payung.
Titik koordinat GPS Puncak Watu payung Semin (batu payung) sebagai berikut -7.816660,110.768458
S : www.gunungkidulku.com

Seribu Batu Wisata Songgo Langit , Wisata Trend Saat Ini Di Kab. BANTUL | Dok. POWY.COM

Sribu Batu Songgo Langit Apabila kita mau menelisik lebih jauh lagi bahkan lebih dalam lagi tentang tempat-tempat wisata yang terdapat di wilayah DI Yogyakarta, mungkin kita akan tercengang. Betapa tidak, memang ada banyak sekali tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, bahkan jumlahnya pun mungkin belum dapat dipastikan karena sejauh ini memang potensi wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin ditingkatkan sehingga semakin banyak bermunculan tempat wisata baru.
Salah satu potensi wisata alam di Bantul yang belum lama terekspos ialah Sribu Batu Songgo Langit ini. Walaupun termasuk salah satu tempat wisata yang dianggap baru dan masih belum banyak diketahui oleh wisatawan, tetapi keberadaan objek Sribu Batu Songgo Langit ini mampu menarik perhatian para wisatawan.
Daya tarik yang ada di Sribu Batu Songgo Langit
Dari namanya saja memang terdengar begitu unik, menurut penuturan warga setempat nama Sribu Batu Songgo Langit memiliki arti sebagai batu penyangga langit yang jumlahnya begitu banyak. Walaupun tempat wisata yang satu ini belum sepenuhnya selesai, dan jumlah batu-batu raksasa yang ada juga belum banyak tetapi justru keberadaan batu raksasa itulah yang menjadi daya tariknya.
Batu-batu raksasa tersebut keberadaannya dikelilingi oleh pohon-pohon pinus, sehingga keindahannya pun begitu menyatu dan terlihat unik. Tempat ini pun banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin melepas penat, yang ingin menikmati pemandangan alam atau bagi mereka yang ingin mengabadikan setiap momentnya dengan berfoto.
Tempat lokasi Sribu Batu Songgo Langit
Memang belum banyak yang mengetahui dimana lokasi tempat wisata Sribu Batu Songgo. Untuk itu, di sini akan diinformasikan mengenai keberadaan tempat ini, yaitu terdapat di wilayah Dusun Sukarame, Desa Magunan, Kecamatan Dlingo, Bantul DI Yogyakarta.
Rute perjalanan menuju tempat wisata Sribu Baru Songgo Langit
Jika keluar dari wilayah Puncak Becici, setelah mengunjungi Hutan Pinus Mangunan ataupun setelah melewati Hutan Pinus Mangunan jangan lupa mampir ke tempat wisata Sribu Batu Songgo Langit. Sebab, letaknya memang tidak jauh dari Hutan Pinus Manggunan. Untuk menuju objek Sribu Batu Songgo Langit, para wisatawan bisa melihat petunjuk arah yang terdapat di kiri jalan.
Biaya masuk ke objek wisata Sribu Batu Songgo Langit
Tidak ada biaya tiket masuk untuk sampai ke lokasi wisata ini, karena para wisatawan yang membawa kendaraan hanya cukup membayar parkir saja, yaitu Rp. 10.000,- untuk para wisatawan yang membawa mobil dan Rp. 3.000,- untuk para wisatawan yang membawa sepeda motor.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, tempat wisata Sribu Batu Songgo Langit ini memang baru dibuka namun sudah ditata sedemikian rupa dan sudah tersedia spot-spot menakjubkan untuk berfoto.
SF : Andika Prastyo

Kampung Edukasi Wisata Watu Lumbung | Kretek Bantul Yogyakarta

Berawal dari usaha Muhammad Boy Rifai yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar, area hutan jati ini pun diubah menjadi salah satu kawasan wisata alternatif yang menyatu dengan alam.
Kampung Edukasi Watu Lumbung
Konstruksi-konstruksi dari bambu dan rumah-rumah sederhana berdinding kayu dibangun di antara pohon-pohon jati yang tumbuh tegak. Pohon-pohon jati yang tumbuh pun dimanfaatkan sebagai tiang-tiang penyangga konstruksi bambu. Di tempat inilah para pengunjung biasanya menghabiskan waktu menikmati keindahan pemandangan kawasan Parangtritis dari ketinggian.
Alamat Kampung Edukasi Watu Lumbung:
Parangtritis, Kec. Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat:-7.993174, 110.318354
Parkir motor
Rp 2.000
Parkir mobil
Rp 5.000
Buka setiap hari
Pk. 10.00-00.00
SF : tempatwisata.com

Ada Kabut Tipis Yang Siap Bahagiakan Kamu , Di Puncak Becici Dlingo Bantul

Puncak Becici terletak di kawasan Resort Pengelolaan Hutan (RPH), tepatnya di Pedukuhan Gunung Cilik, Dsa. Gunung Mutuk, Kec. Dlingo, Kab. Bantul, Yogyakarta. Letaknya tak terlalu jauh dari kebun buah Mangunan. Seperti Hutan Pinus Mangunan, di sini juga kamu bakal disuguhi banyak sekalli hutan pinus besar dan menjulang tinggi. Hawa di sini juga sejuk dan menyegarkan. Cocok deh buat kamu yang ingin mencari ketenangan. Jika cuaca sedang cerah, kamu bisa melihat pemandangan alam yang eksotis abis antara Gunung Merapi, Gunung Sindoro, persawahan dan perkampungan warga. Dan akan semakin eksotis jika kabut tipis mulai menggerayangi area Puncak Becici.
SF : @shofialiyana

Makam Syeh Bela-Belu ,Spot Wisata Religi Kabupaten Bantul | Dok. POWY.COM

Tujuan berikutnya saat itu adalah ke Makam Syekh Bela-Belu Parangtritis Bantul . Nama yang unik di telinga. Makamnya tidak jauh dari
Gumuk Pasir yang sebelumnya sempat kami kunjungi, dengan berbalik arah ke Timur hingga mentok di Jl Parangtritis, lalu belok kiri.
Setelah 600 m dari pertigaan, kami tiba di gapura Makam Syekh Bela-Belu. Tak ada parkir, sehingga kendaraan menepi di bahu jalan. Nama tokoh disebut di tulisan sebelumnya tentang Makam Panembahan Selohening, sebagai salah satu anak Raja Majapahit Brawijaya V.
Dikisahkan bahwa Syekh Bela-Belu dan Syekh Damiaking masuk agama Islam mengikuti jejak gurunya, yaitu Panembahan Selohening, yang telah masuk Islam terlebih dahulu setelah beliau kalah dalam berdebat dan beradu ilmu dengan Syekh Maulana Maghribi. Kisah lebih lanjut mengenai tokoh ini bisa dibaca di blog
Jalan Trabas.
Makam Syekh Bela-Belu Parangtritis yang berada persis di tepi sebelah kiri jalan, jika pengunjung datang dari arah Yogya. Dasar undakan menuju ke puncak perbukitan dimana makam berada terlihat di belakangnya. Kuncup bunga kuning dengan kelopak bunga hijau di puncak pilar gapura mungkin penanda bahwa yang empunya makam masih memiliki darah bangsawan.
Nama Damiaking yang terlihat pada gapura adalah adik Syekh Bela-Belu yang sama-sama menyingkir dari Majapahit. Tidak ada pos jaga atau petunjuk lain di sekitar gerbang masuk makam ini, sehingga kami pun langsung menapaki satu persatu undakan, tanpa mengetahui seberapa banyak jumlah undakan yang harus kami lalui.
Pemandangan pada sepotong undakan menuju Makam Syekh Bela-Belu Parangtritis yang ternyata lumayan panjang, tajam menanjak, dan berkelak-kelok. Seluruhnya ada 350 undakan dengan lima kelokan sebelum sampai di pintu gapura atas. Di kelok itu, dan di banyak titik di sepanjang perjalanan, pejalan berkesempatan melihat pemandangan lepas ke arah Laut Selatan.
Setelah menyingkir dari Majapahit menyusul meredupnya kekuasaan Majapahit dengan munculnya Kesultanan Demak, Syekh Bela-Belu yang nama aslinya Raden Dandhun itu menetap di perbukitan Parangritis ini. Sedangkan Raja Brawijaya V dan sejumlah pengikutnya menyepi di Gunung Kidul. Namun situsweb Tembi menyebutkan nama asli Syekh Bela-Belu adalah Raden Jaka Bandem.
Dari salah satu undakan menuju Makam Syekh Bela-Belu Parangtritis Bantul saya bisa melihat bangunan replika Ka’bah. Sebagian gunungan pasir terlihat di sebelah kanan, dengan latar pantai Laut Selatan. Pada titik lain saya bisa melihat area Pantai Parangkusumo. Silir angin serta pepohonan yang menaungi undakan, membuat perjalanan terasa tidak begitu berat.
Saya perkirakan panjangnya undakan ini tidak kurang dari 300 m. Tidak terlalu jauh, namun karena menanjak tinggi membuat saya harus beristirahat beberapa kali sambil menikmati panorama Laut Selatan yang indah. Kami sempat berpapasan dengan beberapa orang yang kotor pakaiannya memberi petunjuk bawah mereka tengah melakukan perbaikan bangunan situs.
Belakangan saya tahu bahwa salah satu dari mereka adalah kuncen. Lintasan jalannya agak mendatar beberapa puluh meter sebelum pintu gerbang atas , dan ada warung di sana. Di sebelah kiri ada beberapa makam, serta Arca Resi Agastya dengan kepala terpenggal, diapit dua arca dalam posisi satu lutut menempel dasar, dan satu lutut lagi menekuk ke atas.
Cungkup dimana Makam Syekh Bela-Belu dan makam Syekh Damiaking berada, dengan gerbang masuk atas terlihat di sebelah kirinya. Foto ini diambil dari depan pesanggrahan yang digunakan oleh para peziarah untuk beristirahat.Pintu kayu untuk masuk ke dalam makam dibiarkan terbuka meskipun kuncen tengah pergi ke bawah mengambil bahan material bangunan.
Tempat pedupaan dengan cerobong asap, serta kotak sedekah, tampak di kiri pintu masuk yang bercat dominan hijau dan kuning. Di atas pintu terdapat tulisan pada kayu yang berbunyi “Pasarean Syeh Belabelo Damiaking”, dan di bawahnya peringatan larangan tidur di tempat ini tanpa ijin. Kubur Syekh Bela-Belu terletak berdampingan dengan kubur Syekh Damiaking.
Sebuah arca Lembu Nandi sepanjang 80 cm dalam mendekam dengan kepala terpenggal tampak di samping pesanggrahan. Karena di bukit ini dulu Syekh Bela-Belu membuat patung yang diantaranya adalah patung punakawan dan patung banteng, maka bukit itu kemudian dikenal oleh penduduk sebagai Bukit Banteng atau Gunung Banteng.
Selama hidupnya beliau konon suka sekali makan nasi ayam liwet, yaitu nasi yang dimasak dengan santan kelapa dan diisi daging ayam. Karenanya peziarah yang doanya terkabul akan mengadakan syukuran dengan membuat caos dhahar (mempersembahkan makan) berupa nasi liwet ayam ini. Selain itu mereka juga biasanya menyumbang untuk dana perbaikan.
Area makam di puncak perbukitan ini cukup luas, dan terlihat relatif rapi. Saya sempat berbincang dengan kuncen, meski hanya sebentar. Namanya Ki Jumadi yang saat itu berusia 64 tahun. Ia mengatakan bahwa Makam Syekh Bela-Belu lazimnya ramai peziarah di setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, namun jauh lebih ramai pada malam 1 Syuro

Goa Sumitro Kulonprogo , Petilasan Pangeran Bambang Sumitro | Dok. POWY.COM

Goa Sumitro dan Goa Kiskendo sebenarnya merupakan satu kesatuan. jadi di goa ini banyak terdapat stalagtit dan stalagmit. Goa petilasan Pangeran Bambang Sumitro ( salah seorang putra Pandawa Raden Harjuna dari kisah pewayangan Mahabarata ) ini terletak hanya sekitar 200 meter di bawah goa Kiskendo. Keadaan stalaktit dan stalakmit yang masih alami menambah pesona pemandangan alam bawah tanah. Goa ini sangat digemari para pecinta alam dan caver juga oleh institusi untuk mengadakan penelitian ilmiah. Goa Sumitro mempunyai mulut vertikal dan mulut horisontal, dengan sungai bawah tanah yang mengalir di dalam goa. Apabila melanjutkan perjalanan sekitar 2 km ke arah barat daya, wisatawan dapat menyaksikan petilasan perjalanan cinta “Bandung Bondowoso” berupa Watu Blencong , Gunung Kelir dan di Tamanan , turis dapat menyaksikan indahnya pesona kabupaten Kulon Progo dan waduk Sermo.

Bukit Goa Lawa atau Bukit Batu Agung , Tegal Jawa Tengah

Bukit Goa Lawa atau Bukit Batu Agung
Tempat wisata baru di Tegal Bukit Goa Lawa atau Bukit Batu Agung Balapulang (Foto : IG @fatihzafran)
Ini dia tempat wisata baru di Tegal yang lagi ngehits banget dikalangan anak muda, namanya Bukit Goa Lawa atau dikenal juga dengan sebutan Bukit Batu Agung. Objek wisata ini terletak di 3 desa yaitu Desa Batu Agung, Desa Harjawinangun, dan Desa Bukateja, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Konon kabarnya, disebut Bukit Goa Lawa karena banyak terdapat lawa (baca : kelelawar) yang hidup di goa-goa yang berada di bukit ini. Apa seh keunikan bukit yang terkenal banget di instagram ini?
Di bukit ini terdapat tumpukan batuan besar yang menjulang tinggi ke atas. Di puncak batu inilah lokasi favorit para anak muda untuk selfie dan narsis ala kekinian. Dari atas puncak batuan ini, Anda bisa melihat pemandangan indah nan eksotis sejauh mata memandang.
Batu Agung Balapulang (Foto : IG @anjarar)
Kalau tak salah ingat seh mirip Tebing Keraton yang lagi ngehits juga di kalangan pariwisata Bandung. Keduanya sama-sama menyuguhkan pemandangan hijau dari atas ketinggian. Bagaikan negeri di atas awan deh, hehe.
Namun, yang perlu diingat adalah medan yang harus Anda lalu menuju ke tumpukan batu ini sangatlah sulit dan tergolong ekstrim. Jadi, saya sarankan Anda membawa guide yang sudah berpengalaman. Dan jangan mengunjungi bukit ini saat musim hujan karena jalannya licin.
Bukit Goa Lawa ini sekarang lebih dkenal dengan nama Batu Agung, mungkin karena adanya tumpukan batu besar yang instagramable dan terletak di desa Batu Agung. Untuk memasuki kawasan ini, Anda akan dikenai tiket masuk sebesar Rp.5.000,- per orang.

Curug Plumbon , spot terbaik wisata di Kebumen

Kita awali review tempat wisata bagus di Kebumen dengan Curug Plumbon atau yang di kenal dengan Curug Kali. Perlu sobat ketahui curug itu artinya air terjun. Lokasi Curug Plumbon terletak antara Dusun Grigak dan Plumbon di Desa Plumbon, Kecamtan Karangsambung, Kebumen.
Air terjun terindah di Kebumen ini berada tidak jauh dari SD N 2 Plumbon atau bisa dibilang curug ini berada tidak jauh dari jalan Raya Plumbon-Wadasmalang. Jaraknya dari kota Kebumen sekitar 16 km.
Nah, di sekitar SD N 2 Plumbon inilah nantinya pengunjung memarkir kendaraan yang kemudian dilanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai.
Curug Plumbon memiliki ketinggian sekitar 15 meter. Walaupun tidak begitu tinggi, curug ini terkenal dengan kejernihan airnya yang siap memanjakan Anda dengan kesejukan dan kedamaian.
Keistimewaan lain yang dimiliki air terjun ini adalah bentuknya yang unik, cocok banget untuk foto-foto. Jangan lupa siapkan kamera full baterai kalau berkunjung ke sini. Rugi deh kalau sampai melewatkan tempat yang paling instagramable di Kebumen ini.
SF :@Gunk96

Pantai Karangbolong Kebumen , Dok. Powy.com

Pantai Karangbolong sangat terkenal di Kebumen, bahkan denger-denger logo Simbol gambar walet di logo Pemkab Kebumen juga tak lepas dari keberadaan ribuan walet di Karangbolong ini.
Sesuai dengan namanya di pantai ini terdapat karang berlubang seperti gua yang ikonik. Dalam bahasa jawa "berlubang" artinya "bolong". Karangbolong artinya karang yang berlubang. Mungkin seperti itu asal mula nama Pantai Karangbolong dan Gua Karangbolong.
Pantai Karang Bolong terletak di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan. Pantai ini menawarkan pemandangan ganasnya ombak pantai selatan, spot hunting foto dengan latar belakang karang yang berlubang, dan bisa menjadi tempat bersantai dan bermain air di pantai.
Hal menarik lain yang dapat ditemukan di pantai ini tentu saja adanya sebuah goa yang menjadi tempat walet-walet membuat sarang. Sarang walet ini adalah salah satu penyumbang pendapatan terbesar Kabupaten Kebumen.
Medan yang sulit dan berbahaya, membuat kamu tidak bisa memasuki goa walet ini sembarangan. Penduduk setempat yang hendak memanen walet bahkan mengadakan tradisi ngunduh sarang walet agar diberi keselamatan.
Namun, tak usah kuatir, kamu akan tetap bisa melihat proses memanen walet. Hanya saja di goa walet tiruan yang tentu akan menambah pengetahuan kamu tentang itu.
SF : @prasasti.winar

Arung Jeram Sungai Progo , Spot Terpanjang Arung Jeram Di Yogyakarta

Arung Jeram Sungai Progo merupakan salah satu tempat favorit bagi wisatawan maupun penggiat arung jeram di Indonesia. Karakter aliran air serta bentukan jeramnya khas. Berjarak 17 kilometer dari kota Jogja dan dapat dilalui dengan kendaraan selama 25 menit menuju Base Camp.
Ada beberapa rute di arung jeram Progo yang disesuaikan dengan pengalaman, yakni rute pemula, lanjutan, hingga profesional. Namun, jika dilihat dari lokasi basecamp-nya, terdapat rute Hulu, rute Progo atas, dan rute arung jeram Sungai Progo bawah.
S : tempatplesir.blogspot.co.id

Kamis, 01 Desember 2016

Gunung Ijo Kokap Kulonprogo , 1000 mdpl barisan perbukitan menoreh

Wisata Kulon Progo Gunung Ijo terletak di dalam dua wilayah yaitu Kulon Progo dan Purworejo karena di puncak tersebut merupakan perbatasan daerah antara Jawa Tengah dan DIY. Lokasi dan alamat tepatnya berada di Desa Plampang, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dan di Desa Durensari, Kecamatan Bagelan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Menurut informasi yang saya peroleh, Gunung Ijo merupakan puncak tertinggi di Perbukitan Menoreh. Mungkin jika dihitung jaraknya bisa lebih dari 1.000 mdpl. Memang agak sulit untuk menemukannya karena tempat tersebut memang agak tersembunyi dan tidak ada petunjuk jalan sama sekali. Ada dua jalur pendakian menuju ke puncak, yaitu trek pendek namun kondisi jalan jelek atau trek panjang namun kondisi jalan relatif bagus.
Di Puncak Gunung Ijo Anda bisa melihat pemandangan di segala penjuru. Di sebelah timur kita bisa menikmati keindahan alam Waduk Sermo, Kota Wates, Kota Yogyakarta, bahkan sampai di ujung bukit dan pantai di wilayah Parangtritis. Di sebelah selatan terlihat deretan pantai dari wilayah Bantul, Kulon Progo, Purworejo, dan Kebumen. Di sebelah barat nampak Kota Purworejo dan di sebelah utaranya adalah barisan Perbukitan Menoreh yang hijau dan subur.
By : tempatplesir.blogspot.co.id

Bukit Pethu Kulonprogo , Spot Terbaik Bagi Anda Pecinta Selfi

Waduk Sermo, danau buatan yang diresmikan pada tahun 1996 ini mamang memiliki peotensi wisata yang besar.
Luasnya yang mencapai 157 hektar dengan hijaunya perbukitan Menoreh yang mengelilinginya menghasilkan pemandangan yang begitu menawan.
Dengan potensi yang dimilikinya tersebut, saat ini masyarakat sekitar waduk Sermo mulai menggarap sektor pariwisata secara lebih serius. Hal ini terlihat dari mulai bermunculannya obyek wisata baru di sekitar waduk.
Salah satu obyek wisata baru yang bisa wisatawan kunjungi di waduk Sermo adalah Bukit Pethu.
Obyek wisata ini berada persis di tepi waduk Sermo dan masuk ke dalam wilayah Dusun Tegalrejo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo.
Obyek wisata yang memiliki nama resmi Pesona Bukit Pethu Waduk Sermo ini memilik dua buah gardu pandang menghadap langsung waduk sebagai ikonnya.
Adalah para pemuda anggota karang taruna dusun Tegalrejo yang pertama kali memiliki inisiatif membangun obyek wisata ini.
"Dalam membangun ini semua, kami memang terinspirasi dari wisata Kalibiru," ujar Heri Antana, salah satu pengelola obyek wisata Bukit Pethu.
Foto : Krismon Dian